Oleh : Veby Yunisa Agnia – Mahasiswi FKM Universitas Siliwangi Tasikmalaya
HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang menyerang dan menghancurkan sistem kekebalan tubuh manusia, sehingga tubuh tidak mampu melindungi diri dari serangan berbagai penyakit. Virus HIV terdapat dalam tubuh penderita, yakni di dalam darah, cairan vagina, air mani / getah penis, air susu ibu yang tertular HIV, dan cairan infeksi penderitanya. HIV inilah yang menyebabkan munculnya penyakit AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome). AIDS bukanlah penyakit keturunan, melainkan karena sistem kekebalan tubuh penderita telah menurun sehingga menyebabkan penderita mudah tertular oleh berbagai macam penyakit. Maka dari itu, AIDS disebut juga sebagai sekumpulan penyakit yang disebabkan oleh virus.
Seorang yang terkena HIV tidak akan menunjukan tanda-tanda seperti penyakit pada umumnya. Penderita akan tampak sehat dalam kurun waktu yang cukup lama, yaitu kira-kira 5-10 tahun.
Penderita HIV tidak dapat dikenali hanya dengan melihatnya secara langsung, melainkan harus melakukan tes darah untuk membuktikannya. Meskipun terlihat sehat, penderita HIV tetap dapat menularkannya melalui cairan tubuh dan perpindahan darah dari penderita kepada orang yang sehat, yaitu :
- Menggunakan jarum suntik
- Alat tindik telinga
- Alat tato / alat peluka (alat penembus kulit lainnya) yang terkena virus HIV yang dipakai secara bergantian
- Transfusi dengan darah yang mengandung HIV
- Dari ibu hamil ke janin melalui ari-ari
- Melalui darah dan cairan pada saat melahirkan
- Melalui cairan ASI pada saat menyusui
- Melalui hubungan seks dengan orang yang terkena HIV (kelamin dengan kelamin, mulut dengan kelamin, dubur dengan kelamin).
Penderita HIV tidak perlu dijauhi atau dikucilkan, karena seperti yang sudah dijelaskan di atas, HIV hanya menular melalui cairan dalam tubuh dan juga perpindahan darah dari penderita kepada orang yang sehat. Sehingga penderita masih bisa melakukan aktifias sosial sebagaimana orang sehat lainnya. HIV tidak menular melalui :
- Gigitan serangga
- Sersalaman / bersentuhan
- Berpelukan bahkan berciuman
- Menggunakan peralatan makan bersama
- Menggunakan jamban bersama
- Tinggal serumah dengan penderita HIV.
Bagaimana HIV bisa menjadi AIDS?
- Pada tahap awal, ketika HIV memasuki tubuh, tidak terdapat tanda-tanda khusus sehingga belum dapat diketahui dari tes HIV. Tahap ini disebut dengan periode jendela, berkisar antara 1 hingga 3 bulan bahkan ada yang hingga 6 bulan (HIV masih ‘bersembunyi’, belum bisa dideteksi).
- Pada tahap kedua, HIV telah berkembang biak dalam tubuh sehingga dapat diketahui dari tes HIV. Orang yang tertular HIV tetap tampak sehat selama 5 sampai 10 tahun, dikenal dengan masa laten HIV/AIDS.
- Pada tahap ketiga, sistem kekebalan tubuh semakin menurun, orang yang HIV+ akan mulai menampakkan gejala-gejala AIDS. Misalnya ditandai dengan adanya pembengkakan kelenjar limfa pada seluruh tubuh. Tahap ini kira-kira berlangsung selama lebih dari 1 bulan.
Pada tahap akhir, ketika sudah menjadi AIDS, penderita akan semakin lemah kondisinya akibat berbagai penyakit yang tidak dapat dilawan oleh sistem kekebalan tubuhnya. Pada akhirnya cepat atau lambat penderita akan meninggal, tergantung dari kondisi penyakit yang dideritanya.
Sampai saat ini belum ada obat yang dapat menyembuhkan penyakit AIDS, sehingga diharapkan masyarakat dapat menghindarinya dengan cara mengetaui mengetahui cara penularan dan pencegahannya. HIV dapat dicegah dengan cara sebagai berikut :
- Anda jauhi seks. Menghindari atau tidak melakukan senggama adalah yang paling aman agar tetap terhindar dari bahaya HIV / AIDS.
- Bersikap saling setia. Jika tidak dapat menghindari senggama, berlakulah saling setia. Masing-masing setia pada pasangan dan tidak melakukan senggama dengan orang lain
- Cegah dengan kondom. Jika masih tidak dapat menempuh cara kedua, cegahlah dengan menggunakan kondom. Kita tidak akan pernah tahu dari siapa kita akan tertular IMS dan HIV. Gunakan kondom secara benar setiap kali berhubungan seks dengan siapapun.
- Dihindari, penggunaan narkoba suntik. Jangan gunakan jarum, alat suntik, atau alat peluka (alat penembus) kulit lainnya (tindik atau tato) secara bergantian. Penularan akan lebih mudah terjadi melalui darah.
- Edukasi, ajari pasangan dan teman-teman kita. Beritahukan rekan-rekan kita, pasangan seks kita dan orang-orang lain yang kita kenal. Semakin informasi ini diketahui, semakin pintar kita mencegahnya. Semakin banyak mengurangi perilaku berisiko, berarti semakin kecil pula kemungkinan kita tertular IMS dan HIV.
Sumber : HIV / AIDS Penularan dan Pencegahan Family Health International