Penyakit stroke merupakan salah satu penyakit yang banyak diderita oleh orang-orang di sekitar kita. Penyakit ini dapat terjadi karena adanya penyempitan atau mungkin pecahnya pembuluh darah di otak. Dikarenakan pembuluh darah menyempit atau pecah, maka hal ini mengakibatkan pasokan darah di otak berkurang. Beberapa gejala stroke yang dapat diketahui adalah seringnya mengalami kesemutan. Lama kelamaan beberapa bagian anggota gerak tubuh mengalami kelumpuhan. Kita juga bisa mendeteksi gejala stroke dari bentuk bibir. Bentuk bibir akan menjadi miring bila saat tersenyum. Selain itu kemampuan berbicara menjadi kurang lancar.
Pemulihan kesehatan penderita stroke harus dilakukan secara kontinyu atau berkelanjutan. Hal ini dilakukan agar kesembuhan penderita stroke benar-benar maksimal sehingga penderita dapat beraktifitas sehari-hari dengan baik dan mandiri. Kegiatan pemulihan yang tepat bagi penderita stroke tentu akan mengurangi resiko terkena stroke untuk yang kedua. Stroke kedua biasanya lebih sulit untuk dipulihkan dikarenakan kondisinya yang lebih parah dari pada kondisi stroke pertama.
Efek dari stroke bermacam-macam, mulai dari tidak lancarnya berbicara, kelumpuhan sebagian badan, pikun, serta sensitive. Namun stroke dapat dipulihkan dengan latihan rutin. Latihan rutin ini sangat disarankan oleh dokter. Terapi tidak hanya dapat dilakukan di rumah sakit saja dengan pantauan dokter, akan tetapi hal ini juga dapat dilakukan di rumah. Namun, dukungan dari keluarga serta orang-orang di sekitar pasien sangat dibutuhkan. Dukungan dari orang-orang di sekitar terutama keluarga akan menumbuhkan semangat pasien untuk sembuh. Sehingga pasien akan lebih semangat untuk melakukan terapi demi kesembuhannya.
-
Jalan Kaki
- Terapi yang digunakan oleh dokter untuk membantu kesembuhan pasien tidak berbeda dengan kegiatan olahraga.
- Kegiatan olahraga ringan seperti berjalan kaki juga sangat dianjurkan untuk menjadi terapi para penderita stroke. Olahraga ringan ini akan memberikan banyak keuntungan bagi mereka. Berolahraga dengan berjalan kaki dapat mengontrol tekanan darah, sehingga denyut jantung menjadi normal.
- Selain itu aktifitas ini juga dapat menurunkan kadar lemak dalam darah pasien, sehingga dapat menjaga berat badan pasien. Berolahraga jalan kaki juga mengaktifkan kembali kemampuan mobilitas penderita stroke. Tentu hal ini berdampak baik pada kondisi fisiknya.
- Keuntungan yang lain adalah meningkatnya daya tahan tubuh pasien. Dengan begitu si penderita stroke akan merasa lebih sehat dari hari-hari sebelumnya. Olahraga jalan kaki di sekitar rumah juga akan meningkatkan kemampuan sosialisasi pasien.
- Saat berjalan kaki ia akan bertemu dengan tetangga, saling menyapa, serta mengobrol dengan orang-orang yang ia temui di jalan. Dengan begitu pasien dapat melatih kemampuan komunikasinya, menyegarkan kembali daya ingat dan kemampuan otak, serta lebih termotivasi untuk sembuh.
-
Olahraga lainnya yang dapat dijadikan terapi bagi penderita stroke adalah aktifitas air. Olahraga ini dapat dilakukan dengan pendamping, baik dari pihak keluarga maupun trainer yang terpercaya. Aktifitas air ini dimulai dari aktifitas ringan, seperti berjalan di air.
- Olahraga ini juga harus dilakukan secara rutin. Selain itu, tingkat kesulitan latihan aktifitas air juga harus disesuaikan dengan kemampuan pasien. Aktifitas air ini bermanfaat untuk menguatkan otot tubuh, meningkatkan konsentrasi, serta menjaga keseimbangan tubuh pasien.
- Selain itu, kemampuan komunikasi penderita stroke juga akan meningkatkan saat mendengarkan instruksi dari trainer.
Kesembuhan penderita stroke akan lebih cepat dengan adanya dukungan penuh dari keluarga dan orang-orang sekitar. Dukungan tersebut dapat dilakukan dengan menemani pasien saat berolahraga, serta memotivasi dengan kata-kata yang halus untuk meyakinkan bahwa pasien pasti bisa melakukan olahraga-olahraga tersebut. Berikan pula motivasi untuk mengurangi kecemasan pasien saat melakukan olahraga. Seseorang yang terkena stroke biasanya ragu untuk berolahraga. Mereka lebih sering merasa takut jatuh. Anda dapat membantunya dengan menyediakan tongkat sebagai alat bantu. Pastikan juga ada keluarga yang menemani agar penderita stroke merasa diperhatikan oleh keluarganya sendiri.
Sumber :yukhidupsehat.com