Arsip Kategori: Artikel Kesehatan

Cara Mencegah Penyakit Gigi dan Mulut

dsc_0314

Pencegahan penyakit merupakan hal yang sangat penting namun sering kali terlupakan ataupun sengaja dilupakan. Namun perlu disadari mencegah penyakit sebenarnya lebih murah dari pada mengobati, jadi kenapa kita tidak mencegah sebelum sakit? Beberapa dari kita mungkin belum mengetahui secara tepat bagaimana cara mencegah dan merawat agar kesehatan gigi dan mulut kita tetap terjaga dengan baik.

Berikut ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah penyakit gigi dan mulut:

  • Memelihara kebersihan mulut ( menghilangkan plak dan bakteri ). Memelihara kebersian mulut dapat dilakukan dengan berbagai cara salah satu cara yang paling efektif adalah dengan menggosok gigi secara rutin, agar kita dapat memutus rantai penyebab terjadinya karies dan berbagai penyakit mulut lainnya.
  • Memperkuat gigi ( dengan Flour ). Cara memperkuat gigi dengan menggunakan pasta gigi yang mengandung flour. Namun beberapa dari kita mungkin masih percaya dan menggunakan daun sirih untuk menyehatkan gigi. Tidak dianjurkan menyikat gigi dengan menggunakan batu bata ataupun dengan tanah liat, beberapa orang masih menggunakan cara ini dengan harapan gigi terlihat lebih bersih dan kuat. Namun pada kenyataannya penggunaan bata malah akan mengikis lapisan email gigi.
  • Mengurangi konsumsi makanan yang manis dan lengket. Makanan yang kita makan merupakan nutrisi yang penting untuk tubuh kita namun beberapa makanan mungkin tidak cocok untuk kesehatan gigi dan mulut kita, sebenarnya bukan tidak boleh namun apabila kita mengkonsumsi makanan manis dan lengket sebaiknya setelah itu langgung menggosok gigi dengan bersih agar sisa-sisa dari makanan tersebut tidak menempel pada sela-sela gigi yang akan mempercepat terjadinya proses karies dan berbagai penyakit mulut lainnya.
  • Membiasakan konsumsi makanan berserat dan menyehatkan gigi. Makanan serat selain bagus untuk kesehatan tubuh juga bagus untuk kesehatan gigi dan mulut. Bagi yang suka menggunakan tusuk gigi setelah makan untuk membersihkan sisa-sisa makanan cobalah untuk mengganti tusuk gigi dengan buah-buahan seperti apel, melon, pepaya,dll. Buah-buahan ini akan membantu kita untuk membersihkan sia-sia makanan yang menempel pada sela-sela gigi kita.

Setelah kita mengetahui cara ini ada baiknya kita mulai berbagi ilmu ini kepada orang-orang terdekat kita agar nantinya mereka dapat mengingatkan kita apabila kita lupa. Jadi mulailah mengajak orang terdekat dan yang anda sayangi untuk sama-sama menjaga kesehatan gigi dan mulut.

Mungkin lebih baik jika anda tempelkan tulisan diwastafel, kamar mandi ataupun diruang makan anda. Dari uraian diatas bisa disingkat seperti ini:

  • Sikat gigi minimal 2 kali yaitu sesudah sarapan dan sebelum tidur malam.
  • Gunakan sikat gigi yang berbulu halus dan pasta gigi berflouride.
  • Sikat seluruh permukaan gigi selama 2 menit, dan berkumur cukup 1 kali.
  • Kurangi makan makanan yang bergula dan lengket ( tidak lebih dari 2 kali diantara waktu makan ).
  • Makan buah berserat sebagai pencuci mulut

Sumber : http://promkes.depkes.go.id/2016/09/20/cara-mencegah-penyakit-gigi-dan-mulut/

 

Mencegah Thalassaemia Lewat Screening

thalassemia

Penyakit thalassaemia memang tidak populer di masyarakat kita, padahal penyakit ini mematikan dan belum ada obatnya. Karena tak populer, banyak orang yang tidak menyadari dirinya atau anggota keluarganya mengidap thalassaemia. Mereka baru tersadar ketika dampak penyakitnya dirasakan semakin serius.

Indonesia masuk dalam kelompok negara berisiko tinggi thalassaemia. Data resmi terakhir thalassaemia di Indonesia menunjukkan jumlah penderitanya sudah lebih dari 6 ribu orang. Angka ini terus meningkat setiap tahun. Prevalensi thalassaemia bawaan di negara kita 3-8 persen. Jika persentasenya 5 persen saja, diperkirakan sekitar 3 ribu bayi penderita thalassaemia lahir di Indonesia tiap tahun.

Thalassaemia merupakan penyakit kelainan genetik yang mengganggu produksi haemoglobin. Akibatnya sel darah merah menjadi mudah rusak atau berumur lebih pendek dari rata-rata. Sel darah normal umumnya mencapai umur 120 hari, sementara sel darah merah penderita thalassaemia hanya 23 hari. Ini menyebabkan penderita thalassaemia mengalami anemia.

Lebih parah lagi, penderita thalassaemia mayor harus menggantungkan hidupnya pada transfusi darah seumur-umur. Thalassaemia mayor terjadi jika kedua orang tua mempunyai pembawa sifat thalassaemia. Biaya transfusi darah tentu saja tidak murah. Dalam satu bulan, penderita thalassaemia mayor rata-rata harus mengeluarkan biaya Rp 7-10 juta untuk pengobatannya.

Sebetulnya, ada jalan untuk mencegah bertambahnya jumlah penderita thalassaemia baru, yakni lewat screening darah. Pemerintah di sejumlah negara, seperti Italia dan Yunani, bahkan telah menjadikan screening ini sebagai syarat wajib untuk menikah.

Jika salah satu atau kedua pasangan terdeteksi membawa sifat thalassaemia, sebaiknya mereka tidak menikah untuk memutus rantai penyebaran thalassaemia Namun jika tetap menikah dan sang istri kemudian hamil, kehamilannya perlu diperiksa pada usia 12-14 minggu. Jika janin yang dikandung ternyata sakit atau memiliki sifat pembawa, keputusan diserahkan kepada orang tuanya, apakah tetap akan dipertahankan atau tidak.

Di Indonesia sendiri, meski belum diwajibkan pemerintah, screening ini mulai digalakkan, terutama pada peringatan Hari Thalassaemia Sedunia yang jatuh tiap 8 Mei. Pada peringatan tahun lalu misalnya, sekitar 150 anak suspect thalassaemia di Aceh mendapat screening darah. Aceh merupakan provinsi dengan prevalensi thalassaemia tertinggi di Indonesia, diikuti oleh DKI Jakarta, Sumatera Selatan, Sumatera Utara, Kepulauan Riau, dan Gorontalo. (*)

Sumber : http://promkes.depkes.go.id/2015/05/09/mencegah-thalassaemia-lewat-screening/